- PENALARAN DEDUKTIF, INDUKTIF, DAN ABDUKTIF
- DEDUKTIF
- Semua manusia akan mati (Premise 1), Paidi adalah manusia (Premise 2), Jadi Paidi akan mati (Konklusi)
- Beras merupakan komoditi bagi orang Indonesia (umum), tetapi ada beberapa wilayah yang penduduknya mengkonsumsi sagu (khusus) seperti maluku dan papua (khusus).
- Silogisme Silogisme adalah proses membuat kesimpulan secara deduktif. Silogisme tersusun dari dua proposisi (pernyataan) dan konklusi (kesimpulan). Silogisme dirangkai dari tiga buah pendapat yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
- ) Silogisme Negatif Setiap kalimat yang didalamnya terdapat kata “bukan ataupun tidak” pada premis biasanya disebut dengan Silogisme Negatif dan begitu juga simpulan. Jadi, jika suatu premis pada silogisme bersifat negatif, maka kesimpulannya pun bersifat negatif juga.
- ) Silogisme Error Diperlukan kecermatan dalam menarik kesimpulan menggunakan penalaran silogisme. Untuk merumuskan premis, diwajibkan mencermati setiap kalimat yang akan dibuat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Perhatikan contoh silogisme error berikut :
- Entimen Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung atau tanpa silogisme premis atau tidak diucapkan karena sudah diketahui.
- INDUKTIF
- ABDUKTIF Menurut Donny Gahral Adian & Herdito menyatakan bahwa Abduksi adalah metode untuk memilih argumentasi terbaik dari sekian banyak argumentasi yang mungkin. Oleh sebab itu abduksi sering disebut dengan argumentasi menuju penjelasan terbaik.
- Kesederhanaan Jelaskan segala hal dengan bahasa yang ringan dan tidak ada bantahan dari pihak lain.
- Koherensi Sebisa mungkin, pilih penjelasan yang sesuai dengan apa yang diyakini para ahli tentang dunia.
- Prediktabilitas Sebisa mungkin, pilih penjelasan yang paling banyak menghasilkan prediksi yang dapat disangkal atau diiyakan.
- Komprehensi Sebisa mungkin pilih penjelasan yang paling lengkap dan meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan Adapun contoh dari penalaran abduktif adalah andai kita mengetahui bahwa seseorang yang bernam
Penalaran adalah proses berpikir berdasarkan pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Pengamatan sejenis akan membentuk proposisi – proposisi sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, kemudian disimpulkan sebuah proposisi baru yang tidak diketahui sebelumnya. Proses ini disebut menalar.
Terdapat tiga jenis metode dalam menalar yaitu deduktif, induktif dan abduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Dengan kata lain deduksi merupakan suatu penalaran untuk menyimpulkan hal khusus dari sejumlah proposisi umum.
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang berbeda bahkan berlawanan dengan penalaran induktif. Deduktif merupakan penalaran atau cara berpikir untuk menyatakan pernyataan yang bersifat khusus dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Dijelaskan bahwa untuk menarik kesimpulan secara dedukif diperlukan pola pikir yang disebut syllogisme dan syllygisme ini tersusun dari dua buah pernyataan (premise) dan sebuah kesimpulan (konklusi).
Perhatikan contoh berikut:
Macam – macam penalaran deduktif, antara lain :
Misal : | ||
Premis 1 | : | Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon |
Premis 2 | : | Budi menderita penyakit kurang darah |
Konklusi | : | Budi tidak boleh makan buah melon |
Premis 1 | : | Yanto lulus ujian CPNS |
Premis 2 | : | Yanto rajin menabung dan tidak sombong |
Konklusi | : | Orang yang lulus ujian CPNS karena rajin menabung dan tidak sombong ? |
Konklusi diatas adalah salah karena tidak terdapat premis umum (PU) |
Misal : | ||
Premis 1 | : | Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon |
Premis 2 | : | Budi menderita penyakit kurang darah |
Konklusi | : | Budi tidak boleh makan buah melon |
Entimen | : | Budi tidak boleh makan buah melon karena menderita penyakit kurang darah |
Induktif atau Logika Induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus – kasus nyata secara individual (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Selain itu, Benyamin Molen (2014:14) menyatakan bahwa induksi adalah suatu penalaran yang berasal dari pernyataan – pernyataan yang bersifat khusus atau tunggal, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.
Selanjutnya Surojiyo dkk (2008:60) menyatakan bahwa induksi adalah proses peningkatan dari hal – hal yang bersifat individual kepada hal yang bersifat universal. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa induktif adalah proses berfikir untuk menyimpulkan suatu kebenaran yang dilakukan berdasarkan pada apa – apa yang bersifat khusus, kemudian ditarik suatu kesimpulan kebenaran yang sifatnya umum/universal.
Adapun contoh bentuk penalaran induktif adalah elang punya mata, kucing punya mata, kerbau punya mata, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap hewan punya mata. Dibutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis dari penalaran induktif yang diangka
Ada empat cara mendapatkan argumentasi terbaik, yaitu :
Adapun contoh dari penalaran abduktif adalah andai kita mengetahui bahwa seseorang yang bernama Bob selalu mengendarai mobilnya dengan sangat cepat jika sedang mabuk, maka pada saat kita melihat Bob mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, maka kita berkesimpulan bahwa Bob sedang mabuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar